Kamu Lagi Ada Masalah?
Anggap saja ini safe space untukmu, tempat kamu bisa menumpahkan semua isi hati yang terpendam. Di sini, kamu boleh menjadi dirimu seutuhnya, tanpa perlu memakai topeng. Lepaskan saja semuanya, karena kamu akan menemukan seseorang yang siap mengerti, bukan menghakimi.
Enam Pilar Kepercayaan TellMe
Janji kami untukmu, sebagai Pencerita dan Pendengar
Kamu adalah jiwa, bukan nama. Kami tidak akan pernah meminta data pribadimu yang bisa mengidentifikasi dirimu. Ceritamu aman di sini, terlepas dari siapa kamu di dunia luar.
Apapun ceritamu, seberat atau 'seremeh' apapun menurutmu, akan kami terima dengan tangan terbuka. Tidak akan ada yang menyalahkan, meremehkan, atau memberimu nasihat yang tidak kamu minta.
Tujuan kami bukan untuk 'memperbaiki' dirimu, karena kamu tidak 'rusak'. Tujuan kami adalah untuk duduk bersamamu di dalam perasaanmu, untuk benar-benar mengerti apa yang sedang kamu alami.
Percakapanmu adalah milikmu. Kami menggunakan enkripsi dan tidak akan pernah menjual atau membagikan datamu kepada pihak ketiga untuk tujuan komersial. Kepercayaanmu adalah aset terbesar kami.
Kamu boleh memulai, berhenti sejenak, atau mengakhiri percakapan kapan saja, tanpa perlu penjelasan. Jika kamu merasa tidak nyaman, satu tombol 'Hentikan Sesi' akan langsung membawamu kembali ke ruang amanmu. Kamu yang berkuasa.
Tidak ada perasaan yang terlalu kecil atau dianggap 'drama'. Rasa kecewa karena hal sepele sama pentingnya dengan rasa duka yang mendalam. Di sini, semua perasaanmu diakui dan diberi ruang.
Frequently Asked Questions
Jawaban atas pertanyaan umum seputar TellMe
TellMe adalah platform dukungan sebaya (peer support), bukan layanan terapi. Kami menyediakan ruang aman di mana kamu bisa terhubung secara anonim dengan pendengar sukarela yang terlatih untuk mendengarkan dengan empati, bukan untuk memberikan diagnosis atau terapi profesional.
Sangat anonim. Kami tidak pernah meminta nama asli, email, atau data pribadi lainnya. Saat memulai sesi, kamu akan diberi nama samaran acak. Kami mendesain sistem ini agar kamu bisa merasa sebebas mungkin untuk menjadi jujur.
Para Pendengar adalah anggota komunitas kami yang secara sukarela mendedikasikan waktunya. Mereka datang dari berbagai latar belakang, namun memiliki satu kesamaan: keinginan tulus untuk membantu. Setiap calon Pendengar harus memahami dan menyetujui Kode Etik Komunitas kami.
Iya, layanan inti kami untuk bercerita dan mendengarkan akan selalu 100% gratis. Kami mungkin akan menawarkan fitur premium opsional di masa depan untuk mendukung operasional, namun fitur utama untuk saling terhubung akan tetap bisa diakses siapa saja, kapan saja.
Keamananmu adalah prioritas nomor satu. Di setiap ruang obrolan, ada tombol 'Hentikan Sesi' yang bisa kamu tekan kapan saja tanpa perlu memberi penjelasan. Sesi akan langsung berakhir dan kamu bisa melaporkan pengguna tersebut jika dirasa perlu. Kamu selalu pegang kendali.
Tentu saja! Kami sangat mendorong hal itu. Kamu bisa dengan mudah mengganti peranmu melalui dasbor. Terkadang, salah satu cara terbaik untuk pulih adalah dengan hadir untuk orang lain. Ekosistem empati ini berjalan dua arah.
Testimonials
Tugas akhir bikin kepalaku mau pecah. Di sini aku bisa ngeluhin semuanya tanpa henti, dan Pendengarnya sabar banget. Nggak ada yang bilang 'semangat ya', cuma 'aku paham, itu pasti berat'. Lega banget.
Baru putus dan rasanya malu mau cerita ke teman. Di TellMe, aku bisa nangis lewat chat dan cerita sejujur-jujurnya karena tahu nggak ada yang kenal aku. Benar-benar ngebantu.
Jam 1 pagi, overthinking nggak karuan. Iseng buka ini dan ternyata ada yang langsung balas. Cuma ngobrol ngalor-ngidul tapi rasanya ditemenin itu... tak ternilai.
Lagi nggak sanggup ngetik atau jelasin apa-apa. Aku cuma pakai fitur 'Suara Hati' dan kirim rekaman helaan napas panjang. Balasannya, 'Aku dengar lelahmu. Nggak apa-apa, bernapas dulu aja.' Aku sampai terharu.
Di depan teman-teman, aku harus selalu kelihatan 'on'. Di sini, aku akhirnya bisa bilang 'aku capek banget' tanpa takut dicap lemah atau negatif. Di sini, aku boleh nggak baik-baik aja.
Tugas akhir bikin kepalaku mau pecah. Di sini aku bisa ngeluhin semuanya tanpa henti, dan Pendengarnya sabar banget. Nggak ada yang bilang 'semangat ya', cuma 'aku paham, itu pasti berat'. Lega banget.
Baru putus dan rasanya malu mau cerita ke teman. Di TellMe, aku bisa nangis lewat chat dan cerita sejujur-jujurnya karena tahu nggak ada yang kenal aku. Benar-benar ngebantu.
Jam 1 pagi, overthinking nggak karuan. Iseng buka ini dan ternyata ada yang langsung balas. Cuma ngobrol ngalor-ngidul tapi rasanya ditemenin itu... tak ternilai.
Lagi nggak sanggup ngetik atau jelasin apa-apa. Aku cuma pakai fitur 'Suara Hati' dan kirim rekaman helaan napas panjang. Balasannya, 'Aku dengar lelahmu. Nggak apa-apa, bernapas dulu aja.' Aku sampai terharu.
Di depan teman-teman, aku harus selalu kelihatan 'on'. Di sini, aku akhirnya bisa bilang 'aku capek banget' tanpa takut dicap lemah atau negatif. Di sini, aku boleh nggak baik-baik aja.
Tugas akhir bikin kepalaku mau pecah. Di sini aku bisa ngeluhin semuanya tanpa henti, dan Pendengarnya sabar banget. Nggak ada yang bilang 'semangat ya', cuma 'aku paham, itu pasti berat'. Lega banget.
Baru putus dan rasanya malu mau cerita ke teman. Di TellMe, aku bisa nangis lewat chat dan cerita sejujur-jujurnya karena tahu nggak ada yang kenal aku. Benar-benar ngebantu.
Jam 1 pagi, overthinking nggak karuan. Iseng buka ini dan ternyata ada yang langsung balas. Cuma ngobrol ngalor-ngidul tapi rasanya ditemenin itu... tak ternilai.
Lagi nggak sanggup ngetik atau jelasin apa-apa. Aku cuma pakai fitur 'Suara Hati' dan kirim rekaman helaan napas panjang. Balasannya, 'Aku dengar lelahmu. Nggak apa-apa, bernapas dulu aja.' Aku sampai terharu.
Di depan teman-teman, aku harus selalu kelihatan 'on'. Di sini, aku akhirnya bisa bilang 'aku capek banget' tanpa takut dicap lemah atau negatif. Di sini, aku boleh nggak baik-baik aja.
Tugas akhir bikin kepalaku mau pecah. Di sini aku bisa ngeluhin semuanya tanpa henti, dan Pendengarnya sabar banget. Nggak ada yang bilang 'semangat ya', cuma 'aku paham, itu pasti berat'. Lega banget.
Baru putus dan rasanya malu mau cerita ke teman. Di TellMe, aku bisa nangis lewat chat dan cerita sejujur-jujurnya karena tahu nggak ada yang kenal aku. Benar-benar ngebantu.
Jam 1 pagi, overthinking nggak karuan. Iseng buka ini dan ternyata ada yang langsung balas. Cuma ngobrol ngalor-ngidul tapi rasanya ditemenin itu... tak ternilai.
Lagi nggak sanggup ngetik atau jelasin apa-apa. Aku cuma pakai fitur 'Suara Hati' dan kirim rekaman helaan napas panjang. Balasannya, 'Aku dengar lelahmu. Nggak apa-apa, bernapas dulu aja.' Aku sampai terharu.
Di depan teman-teman, aku harus selalu kelihatan 'on'. Di sini, aku akhirnya bisa bilang 'aku capek banget' tanpa takut dicap lemah atau negatif. Di sini, aku boleh nggak baik-baik aja.
Tugas akhir bikin kepalaku mau pecah. Di sini aku bisa ngeluhin semuanya tanpa henti, dan Pendengarnya sabar banget. Nggak ada yang bilang 'semangat ya', cuma 'aku paham, itu pasti berat'. Lega banget.
Baru putus dan rasanya malu mau cerita ke teman. Di TellMe, aku bisa nangis lewat chat dan cerita sejujur-jujurnya karena tahu nggak ada yang kenal aku. Benar-benar ngebantu.
Jam 1 pagi, overthinking nggak karuan. Iseng buka ini dan ternyata ada yang langsung balas. Cuma ngobrol ngalor-ngidul tapi rasanya ditemenin itu... tak ternilai.
Lagi nggak sanggup ngetik atau jelasin apa-apa. Aku cuma pakai fitur 'Suara Hati' dan kirim rekaman helaan napas panjang. Balasannya, 'Aku dengar lelahmu. Nggak apa-apa, bernapas dulu aja.' Aku sampai terharu.
Di depan teman-teman, aku harus selalu kelihatan 'on'. Di sini, aku akhirnya bisa bilang 'aku capek banget' tanpa takut dicap lemah atau negatif. Di sini, aku boleh nggak baik-baik aja.
Tugas akhir bikin kepalaku mau pecah. Di sini aku bisa ngeluhin semuanya tanpa henti, dan Pendengarnya sabar banget. Nggak ada yang bilang 'semangat ya', cuma 'aku paham, itu pasti berat'. Lega banget.
Baru putus dan rasanya malu mau cerita ke teman. Di TellMe, aku bisa nangis lewat chat dan cerita sejujur-jujurnya karena tahu nggak ada yang kenal aku. Benar-benar ngebantu.
Jam 1 pagi, overthinking nggak karuan. Iseng buka ini dan ternyata ada yang langsung balas. Cuma ngobrol ngalor-ngidul tapi rasanya ditemenin itu... tak ternilai.
Lagi nggak sanggup ngetik atau jelasin apa-apa. Aku cuma pakai fitur 'Suara Hati' dan kirim rekaman helaan napas panjang. Balasannya, 'Aku dengar lelahmu. Nggak apa-apa, bernapas dulu aja.' Aku sampai terharu.
Di depan teman-teman, aku harus selalu kelihatan 'on'. Di sini, aku akhirnya bisa bilang 'aku capek banget' tanpa takut dicap lemah atau negatif. Di sini, aku boleh nggak baik-baik aja.
Tugas akhir bikin kepalaku mau pecah. Di sini aku bisa ngeluhin semuanya tanpa henti, dan Pendengarnya sabar banget. Nggak ada yang bilang 'semangat ya', cuma 'aku paham, itu pasti berat'. Lega banget.
Baru putus dan rasanya malu mau cerita ke teman. Di TellMe, aku bisa nangis lewat chat dan cerita sejujur-jujurnya karena tahu nggak ada yang kenal aku. Benar-benar ngebantu.
Jam 1 pagi, overthinking nggak karuan. Iseng buka ini dan ternyata ada yang langsung balas. Cuma ngobrol ngalor-ngidul tapi rasanya ditemenin itu... tak ternilai.
Lagi nggak sanggup ngetik atau jelasin apa-apa. Aku cuma pakai fitur 'Suara Hati' dan kirim rekaman helaan napas panjang. Balasannya, 'Aku dengar lelahmu. Nggak apa-apa, bernapas dulu aja.' Aku sampai terharu.
Di depan teman-teman, aku harus selalu kelihatan 'on'. Di sini, aku akhirnya bisa bilang 'aku capek banget' tanpa takut dicap lemah atau negatif. Di sini, aku boleh nggak baik-baik aja.
Tugas akhir bikin kepalaku mau pecah. Di sini aku bisa ngeluhin semuanya tanpa henti, dan Pendengarnya sabar banget. Nggak ada yang bilang 'semangat ya', cuma 'aku paham, itu pasti berat'. Lega banget.
Baru putus dan rasanya malu mau cerita ke teman. Di TellMe, aku bisa nangis lewat chat dan cerita sejujur-jujurnya karena tahu nggak ada yang kenal aku. Benar-benar ngebantu.
Jam 1 pagi, overthinking nggak karuan. Iseng buka ini dan ternyata ada yang langsung balas. Cuma ngobrol ngalor-ngidul tapi rasanya ditemenin itu... tak ternilai.
Lagi nggak sanggup ngetik atau jelasin apa-apa. Aku cuma pakai fitur 'Suara Hati' dan kirim rekaman helaan napas panjang. Balasannya, 'Aku dengar lelahmu. Nggak apa-apa, bernapas dulu aja.' Aku sampai terharu.
Di depan teman-teman, aku harus selalu kelihatan 'on'. Di sini, aku akhirnya bisa bilang 'aku capek banget' tanpa takut dicap lemah atau negatif. Di sini, aku boleh nggak baik-baik aja.
Langkah Pertama Terkadang yang Paling Sulit.
Tapi Kamu Tidak Perlu Melakukannya Sendirian.